Lulus SMA mau lanjut kuliah gak punya duit, putus asa ? Jangan !
Sudah Sarjana cari kerja gak dapet-dapet, putus asa ? Jangan !
Umur sudah kepala tiga mau nikah, gak datang juga tuh jodoh, putus asa ?
Jangan !
Baru nikah beberapa bulan, tiap hari ribut terus, putus asa ? Jangan !
Rumah megah, mobil mewah, suami jarang pulang, istri sibuk arisan, anak
keluyuran, putus asa ? Jangan !. Pokoknya jangan pernah putus asa apapun
masalah kita, Oke !
Sahabat, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tidak diuji oleh Allah
SWT dengan masalah, dan ujian itu selalu berbanding lurus dengan kualitas
hidup dan Keimanan kita kita. Karena dengan ujian itulah kualitas daya juang
kita, keimanan kita dan kesabaran kita akan terukur dan terbukti.
Namun jika ujian benar-benar menerpa kita, jangan coba-coba lari ke tempat
yang tidak tepat, lalu kepada siapa kita lari ? ke Dukun/Paranormal ?
jangan, ke kuburan atau tempat-tempat yang dikeramatkan ? apalagi disitu
juga jangan !, ke Kyai/Ajengan/Syech/Ustadz ? jangan ! atau cari-cari guru
spiritual, itu juga gak perlu ! lalu lari kemana ?
” Maka larilah kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi
peringatan yang nyata dari Allah untukmu ”.( Adz-Dzariat : 50 ).
Jadi yang pertama kali kita harus lari dulu kepada Allah SWT, setelah itu
Allah akan kasih petunjuk kepada kita atau mengirim kepada kita seseorang
yang dapat membantu menyelesaikan masalah kita, Insya Allah.
” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? ( Al-Ankabut : 2 )
” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar ” ( Al-Baqoroh : 155 )
Oleh karena itu jangan pernah berputus asa karena karena PUTUS ASA itu
identik KEKAFIRAN.
” Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir". ( Yusuf : 87 )
” Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan
Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang
pedih.” (Al-Ankabut :23 )
Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan
hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau.
Apapun yg saya lakukan selalu sial. Saya ingin mati.”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu
sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit.
Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap
kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan
bersedia mengikuti petunjukku.”
“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.”
Tolak pria itu
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum
malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan
mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu
berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia
bahkan menawarkan racun. Tetapi, karen ia memang sudah betul-betul jenuh, ia
menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan,
ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati…
terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran
masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa
tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan
manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum
tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku
mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan
kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan
angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.
Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur.
Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk
dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia
ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas,
apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya
pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena itu
adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba,
segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran,
bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup
menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di
beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya,
“Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan
kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua.
Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi
sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana
dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Tuhan, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya
Tuhan. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kepadanya.
Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan
membatalkan kematiannya. Karen ia takut sekali jika ia harus kembali
kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah
terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau
sudah sembuh, APABILA KAU HIDUP DALAM KEKINIAN, APABILA KAU HIDUP DENGAN
KESADARAN BAHWA MAUT DAPAT MENJEMPUTMU KAPAN SAJA, MAKA KAU AKAN MENIKMATI
SETIAP DETIK KEHIDUPANMU.
LEBURKAN EGOMU, KEANGKUHANMU, KESOMBONGANMU. JADILAH LEMBUT, SELEMBUT AIR.
DAN MENGALIRLAH BERSAMA SUNGAI KEHIDUPAN. KAU TIDAK AKAN JENUH, TIDAK AKAN
BOSAN. KAU AKAN MERASA HIDUP. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci
kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke
rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…
“Hiduplah seolah-olah kamu akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kamu hidup
selamanya”.
Buat yang masih suka menunda-nunda, apakah jadinya kalau besok hari
meninggal?
KEMATIAN PASTI AKAN TIBA menjemput setiap kita, Gak usah dicari dan Gak usah
diminta, karena tidak ada satupun ujian hidup di Dunia ini yang melebihi
kemampuan kita.
Mari kita siapkan bekal yang terbaik untuk hidup di ALAM dengan DIMENSI YANG
LEBIH TINGGI dan KEBAHAGIAAN YANG KEKAL dan HAKIKI.
” TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. KEHIDUPAN
DUNIA ITU TIDAK LAIN HANYALAH KESENANGAN YANG MENIPU “ (Ali Imron :185)
Bagi Sahabat yang ingin menambah bekal di Alam Penantian ikutilah PROGRAM
INFAQ KASUR ANAK ASUH, info lengkap silahkan klik http://www.rumah-yatim-
indonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar