Get Gifs at CodemySpace.com
Get Gifs at CodemySpace.com

Cari Blog Ini

Senin, 19 April 2010

hari Yang meleLahkan


Senin,..... rasanya maLez bgd,...semua rutinitas uda menunggU
Seandainya Gak ada hari Senin gmn Ya???
kl Cintaku Seh....seTiap hari semakin bertambah//Luph U,...aAYank CinTa

KasihinilAh Diri kiTa

Rumah Yatim Indonesia Empat 07 April jam 0:59 Balas
KASIHANILAH DIRI KITA

“ DAN BARANG SIAPA YANG BERSYUKUR MAKA SESUNGGUHNYA DIA BERSYUKUR UNTUK

(KEBAIKAN) DIRINYA SENDIRI dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya

Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". ( An-Naml : 40 )

” DAN BARANG SIAPA YANG MENYUCIKAN DIRINYA, SESUNGGUHNYA IA MENYUCIKAN DIRI

UNTUK KEBAIKAN DIRINYA SENDIRI. Dan kepada Allah-lah kembali (mu) “ (Al-

Faathir :18 ).

Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat

panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang

lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.

Di perempatan jalan, Umar,seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil

yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan,

hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran

plastik.

"Korannya bu ?" tawar Umar berusaha mengalahkan suara air hujan.

Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia

merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual

koran.Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan

membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.

"Mau koran yang mana bu?" tanya Umar dengan riang.

"Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah

baca," jawab si ibu.

Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu

yang dia terima.

"Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan,

tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa

menerimanya?, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.

Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak

kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil.
Dari dalam mobil dia menggerutu "Udah miskin sombong!".

Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau,

meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya.

Umar berlari lagi ketepi, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding

ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk

menghilangkan butir - butir air yang masih menempel.Sambil termenung dia

menatap nanar rintik - rintik hujan didepannya,

"Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku," gumamnya lemah.

Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk

berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang

sudah mulai lapar.
Tiba - tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut

- sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,

"Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk," Dengan penuh

kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan

beranjak kembali masuk ke mobil.

Umar dengan langkah cepat menghampiri laki - laki yang ada di mobil.

"Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang

untuk saya makan," pinta Umar dengan penuh harap.

Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil didepannya. Harusnya dia bisa saja

mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan

belas kasihan dari dalam hatinya.

"Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau."

"Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya,

boleh khan pak?" tanya Umar sekali lagi.

"Bbbbbooolehh?" jawab pria tersebut dengan tertegun.

Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai

makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi

masih memandanginya.

Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan

perasaan berkecamuk didekatinya Umar.

"Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk

mengambil makanan yang sudah aku buang," Dengan lembut pria itu bertanya dan

menatap wajah anak kecil didepannya dengan penuh perasaan kasihan.

"Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya

makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun

buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat

berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya," jawab si anak

sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.

Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar

biasa.

"Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan,

aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu

menolaknya?"

Si anak kecil tersenyum dengan manis,
"Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan

sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan

gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih

layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan

hanya akan jadi makanan tikus."

"Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik

dan lebih nikmat dengan makan di restoran dimana aku yang akan mentraktir,"

ujar sang bapak dengan nada agak tinggi karena merasa anak didepannya

berfikir keliru.
Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh,

"Pak !, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini.

Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya dan saya merasa berbahagia,

bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini,

bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan

keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali dikemudian hari."

Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki didepannya

untuk berpamitan. Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan

kembali,"Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya

dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi

mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan

kebahagiaannya."

Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil didepannya yang

sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.

"TERNYATA BUKAN DIA YANG HARUS DIKASIHANI, HARUSNYA AKU YANG LAYAK

DIKASIHANI, KARENA AKU JARANG BISA BERDAMAI DENGAN HARI INI."

Jika kita meletakkan kebahagiaan di luar diri kita maka kita tidak akan

pernah merasa bahagia.

KITA TAK MEMERLUKAN APA-APA UNTUK BAHAGIA. KEBAHAGIAAN ADA DALAM DIRI KITA

SENDIRI, PERMASALAHANNYA ADALAH KITA SERING KALI MENCARI KELUAR DIRI UNTUK

MENEMUKANNYA.

” Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah

(atom), dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat

gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar ”.( An-Nisaa’ :40

)

” Sesungguhnya Allah tidak berbuat aniaya kepada manusia sedikit pun, akan

tetapi manusia itulah yang berbuat aniaya kepada diri mereka sendiri.”

(Yunus : 44 )

” Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya,

kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang ” (An-Nisaa’ 110 )

http://www.rumah-yatim-indonesia.org

MeNunda KeMatian

“ Hai orang-orang yang beriman, Berinfaqlah (di jalan Allah) sebagian dari

rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari

itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan

tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang

lalim”.( Al-Baqoroh : 254 )

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7

malam dirawat di RS di ruang ICU.Tubuhnya terbujur tak berdaya. Samar-samar

dia melihat dokter yang merawatnya berbicara kepada istrinya. Dia tidak

paham yang mereka bicarakan.Dokter itu menggelengkan kepalanya, kemudian

istrinya terlihat sedih sambil memandangnya. Kemudian dia tak sadarkan diri.

Tepat pukul 24.00, saat orang-orang terlelap . Dia melihat sesosok bayangan

terang. Sesosok itu menatapnya dingin.

" Aku adalah malaikat maut ..." katanya datar. Malaikat menghampiri si

pengusaha yang terbaring tak berdaya.

" Aku hanya memberi kabar padamu, Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang

berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan tetap hidup. Tapi jika dalam 24 jam

jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal

dunia ! "

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini

dengan yakinnya. Setelah itu Malaikat pun pergi dan akan datang 1 jam

sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Keesokan harinya, Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan

antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih?

Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih

dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan

persoalan yang sulit."

Malaikat itu menjawab, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa

buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara

waktumu tinggal 1 jam lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada

50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar

mirip layar bioskop dan menunjukkan siapa 3 orang yang berdoa buat

kesembuhannya.

Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang

anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan

air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku beritahu, kenapa Tuhan memberikanmu kesempatan kedua ??

Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh,

"Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang

baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak

jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya

untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di

hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan

pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu

membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata

-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan

tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini

. . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan

ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari

betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat

waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan

yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Ternyata sampai menit

terakhir belum ada lagi orang yang mendoakannya...

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku,

kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu ketika mereka menjenguk

tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang hatinya berbisik mensyukuri

penyakit yang kau derita saat ini..

Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang

baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah. Engkaupun tidak

pernah peduli terhadap penderitaan orang-orang di sekitarmu"

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang

terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si

istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Dan sadarlah bahwa dia memang

orang yang tidak pernah peduli dan memiliki perhatian yang tulus kepada

orang lain. Bagaimana mungkin orang lain tulus mendoakannya ??

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di

kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi

sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "

Selamat. Tuhan memerintahkanku menunda kematianmu ! Kau tidak jadi

meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang

47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang

pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu,

walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan

untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau

seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat

gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang

pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa

buat kesembuhanmu."

Saudaraku, Ketika kita sakit, atau meninggal dunia...
berapa banyak orang yang benar-benar peduli dan tulus mendoakan kita ?

Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai

Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah

yang paling dicintai Allah swt?”

Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang

paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah

kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau

menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan

kelaparan.

Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan)

suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu

Masjid Madinah—selama satu bulan.

Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi

kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup

untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari

kiamat.

Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu

keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan

kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR.

Thabrani)

* Hadits ini dihasankan oleh Syeikh al Albani didalam kitab “at Targhib wa

at Tarhib” (2623)

Bagi Sahabat yang berminat mengikuti PROGRAM INFAQ KASUR ANAK ASUH silahkan

klik http://www.rumah-yatim-indonesia.org , dibuka partisipasinya mulai 1

April 2010, Jazaakumullahu Khoiron Katsiiron.

Rumah Yatim Indonesia Tiga "MANISNYA SABAR"

Dery, Ahmad dan Andra adalah tiga sahabat yang lekat semenjak mereka kuliah di jurusan arsitektur di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandung. Setelah mereka bekerja pun, kekompakan itu masih terlihat dengan bekerjasama dalam pekerjaan paruh waktu atau kerja sampingan walau mereka bekerja di perusahaan yang berbeda. Mereka juga punya hobi sama dalam olah raga yaitu tenis lapangan, sehingga lapangan tenis bila hari minggu menjadi ramai dengan canda-canda mereka. Tiga serangkai yang sangat disukai di lingkungannya dengan gayanya yang ringan, bertanggung jawab dan sangat kooperatif dalam segala hal kebaikan. Diantara mereka bertiga, Ahmad memang kalau dilihat dari penampilan yang paling ketinggalan dari aspek kehidupan ekonominya. Dari raket yang digunakan, kaos yang dikenakan, sepatu yang dipakai sampai datang ke lapangan dengan bersepeda motor terlihat berbeda dengan kedua temannya yang sudah bermobil.

Suatu hari di lapangan tenis itu pada pertengahan tahun 2004, Andra membawa selembar kertas print out tentang sebuah lowongan untuk tenaga arsitektur dari sebuah perusahaan nasional ternama. Mereka bertiga antusias membacanya, bahkan tatkala giliran mereka untuk main pun sampai harus dipanggil, diingatkan, dan mereka tergelak oleh kelakuannya sendiri berlari mengambil raket dan bermain mencari peluh.

Beres bermain mereka berkumpul lagi, ketiganya sepakat untuk ikut tes mencoba mencari pekerjaan yang lebih baik. Pada minggu pertama mereka testing, lapangan tenis sepi dari canda mereka bertiga, mereka diberi pekerjaan rumah untuk mendisain tata letak sebuah permukiman mewah termasuk model rumah yang akan dibangun secara lengkap. Mereka dipaksa begadang selama empat hari tak diberi waktu untuk bersantai.

Ketiganya lulus saringan pertama, dari 200 peserta, menciut menjadi 50 orang saja. Tapi ketiganya dibuat geleng-geleng kepala, mereka disuruh memperbaiki desainnya dengan nyaris mengganti seluruhnya, ’....ngerjain!!!’ keluh mereka bertiga. Tahap kedua pun mereka lulus dan dilanjutkan dengan tahap ke tiga dengan tugas yang nyaris sama, perombakan total.

Pada minggu persiapan menghadapi saringan tahap ke empat Dery dan Andra memutuskan tidak mengikutinya......’gila, penerimaan karyawan, apa perploncoan....!!!’ seru mereka berdua dengan mengolok-olok Ahmad sebagai pekerja rodi. Sementara Ahmad meski merasa berat masih penasaran mengikuti saringan lanjutannya.

Hampir satu tahun sudah Ahmad tidak kelihatan bermain tenis di tempat biasa. Sampai pada hari minggu saat Dery dan Andra bermain tenis ada mobil terrano king road berhenti parkir di sekitar lapangan tenis, mobil yang tidak familiar bagi para pemain tenis disitu, dengan kaca filmnya yang gelap menambah misterius siapa yang ada di dalamnya.

Semua menanti siapa yang akan turun dari mobil mentereng itu dan mau apa dia datang ke tempat tenis. Dengan berkacamata hitam dan seperti sengaja menengahkan wajahnya dengan sedikit mengulum senyum yang menahan tawa, sosok mesterius itu memasuki lapangan. ’Geloooo...... Ahmad....maneh!!! (gila..... Ahmad..... kamu!!!)’, teriak Dery menyambut temannya dengan salam komando, sementara Andra bengong setengah tak percaya, dan kawan kawan lainnya tersenyum senang melihat Ahmad datang. Dengan berseloroh Andra bertanya, ’Lu bawa mobil bagus begitu, lu nyolong mobil di mana Mad???’. Gelak tawa pun berderai.

Ahmad pun akhirnya menjadi pendongeng kisah perjalanan yang menghilang selama satu tahun itu. Dia menceritakan bahwa saringan yang dia ikuti sampai 6 tahapan. Pada tahap keenam, dia datang dengan puncak kelesuan yang sangat, dia sudah memutuskan mundur bila ada tahapan berikutnya. Ketika gambar-gambar kerjanya mulai diserahkan, dia mulai resah bakal dicoret-coret lagi. Namun betapa pucat dirinya tatkala sang penguji itu bukan mencorat-coret, malah melemparkan gulungan gambar hasil kerja 3 hari 3 malam itu ke meja seolah mencampakannya.

Dan sang penguji yang seperti allgojo itu mengajak Ahmad menemui Presiden Direktur perusahaan. Semakin membingungkan baginya, ada apa lagi, begitu pikirnya tak bisa menduga. Setelah dipertemukan dengan Presdir dan dipersilakan duduk, Presdir itu bilang, ’Kamu diterima, ini kontrak kamu silakan dibaca, kalo setuju teken’. Ahmad membacanya dan terbelalak dengan gaji hampir 10 kali lipat dari yang biasa diterima di kantor lamanya.

Ketika Ahmad membaca draft perjanjian, Sang Presdir menjelaskan filosofi ujian saringannya. ’Sebenarnya para peserta yang lolos ke saringan kedua yang jumlahnya 50 orang secara skill semua telah memadai’, serunya dengan tangan tak henti membuka buka berbagai proposal dan menandatangani beberapa surat. ’Tahapan selanjutnya hanyalah ujian kesabaran, karena perusaan besar seperti ini membutuhkan personel yang tahan uji, punya daya tahan stress yang bagus karena mereka akan bekerja dalam tekanan, ditarget waktu.

Begitu banyak orang hebat ilmunya datang dan pergi di perusahaan ini karena mereka tidak punya kesabaran dalam menjalankan pekerjaannya’, Presdir itu panjang lebar menjelaskan. ’Tugas kamu nanti adalah menjadi konsultan saya untuk memberi masukan apakah sebuah kawasan layak dikembangkan, temanya seperti apa, keunggulan apa yang harus ditonjolkan, dan konsep desainnya bagaimana’, imbuh sang Presdir memberi arahan sekaligus berharap Ahmad memahami misi kepemimpinannya.

’Lalu.... mobil itu?’ tanya Andra. ’Konsep pertamaku untuk sebuah komplek perumahan di Bali sangat memuaskan bos, setelah launching, pemesan sudah berbaris,....terus melihat gue ngantor naik bis kota, eh diberi mobil.....diberi dra, bukan dipinjemin?’ jelas Ahmad puas liat temennya bengong. ’trus sampe hampir setahun ini, kemana aja lu nggak nongol’ tanya Dery. ’Gue di ajak jalan jalan ke eropa, untuk memperluas wawasan aritekturku, great trip,...... dan ini oleh-oleh buat kalian yang tidak sabaran, cukup ini saja’, cerita Ahmad bangga sambil memberikan gantungan kunci dengan tertawa setengah mengolok-olok. ’Makanya sabaaar jadi orang, buahnya bakal manis...’, imbuh Ahmad kepada dua temannya seolah telah menjadi pemenang kehidupan.

Sabar memang salah satu kunci penting untuk sukses. Seseorang memerlukan kesabaran untuk sukses karena jalan kompetisi adalah jalan panjang dengan banyak energi yang harus diperas, sesuatu yang tidak bisa dijalani oleh orang-orang yang tidak memiliki daya tahan. Seseorang memerlukan kesabaran untuk sukses karena perencanaan membutuhkan ketelitian yang harus tersusun berbasis kebutuhan waktu dan keharmonisan antar elemen, sesuatu yang tidak bisa dilakoni oleh orang yang tergesa-gesa.

Kesabaran adalah tahan uji dalam menanggung tanggung jawab yang berat. Kesabaran adalah tidak tergesa gesa dalam bekerja telaten.

Kesabaran yang baik adalah kesabaran yang disandarkan kepada kesadaran bahwa tugas kita adalah berusaha, dan Allah yang menentukan. Kasadaran akan prinsip berserah diri dan segala lingkup kehidupan adalah ibadah, akan memberi energi yang besar untuk terus berusaha, telaten menyusun kerincian, beramal untuk kesempurnaan dan tak putus asa manakala mendapat kegagalan.

Dengan kesabaran yang berdimensi ibadah ini, segala hasil akan memiliki nilai baginya, ketika sukses dia menggapai keberhasilan ganda dalam dimensi duniawi-ukhrawi, saat dia gagal, boleh jadi sesungguhnya dia telah menggapai kesuksesan hakiki yang bersifat ukhrawi, kerena keiklasannya untuk mendapat ridha-Nya dengan pahala tanpa batas. Bangunlah kesabaran, karena hanya orang-orang yang sabar saja yang usahanya akan berbuah manis, sebagaimana Ahmad yang telah mengecap manisnya kesabaran dalam menggapai tangga-tangga kesuksesan.

Note : Didi Ruswandi,

Rekening PROGRAM INFAQ KASUR ANAK ASUH Rumah Yatim Indonesia :

Bank BCA :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU (Recomended)
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :
156.0003296409 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT :
305.00116.15 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank BNI :
0184300117 atas nama Muhammad Aly (Ust.Aly/Pimpinan)

Bank BRI :
1169-01-001027-50-5 atas nama Muhammad Aly

Jika Anda Ingin Konfirmasi Silahkan SMS ke 081313999801 / 087885554556 / 088211065485 ( Ust.Aly )
Profil dan Info Program selengkapnya silahkan klik http://www.rumah-yatim-indonesia.org

JANGAN MERASA PALING HEBAT

“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan menyombongkan diri.” (Luqman: 18)

Suatu hari seorang Profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat penelitian di tengah lautan.Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mau orang yang menemaninya banyak bertanya tentang apa yang dia lakukan.

Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan uji coba dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mulai berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama hujan lebat akan turun..”

“OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memutar sampannya dan mulai mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan.
“Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.
“Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi.
“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.

Profesor belum berpuas hati dengan jawapan pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng..
“Kalau begitu kamu hilang 25% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.
“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”

“Kamu tahu Fisika?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.
“Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib kamu semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan,tak ada gunanya lagi,”
Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri.

Selang beberapa minit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang melanda. Sampan yang mereka naiki terbalik. Profesor dan pendayung sampan terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.
“Sayang sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi.

“Barangsiapa yang merasa sombong akan dirinya atau angkuh dalam berjalan, dia akan bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan Allah murka terhadapnya.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy- Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 427)

Kesombongan bukanlah pada orang yang senang dengan keindahan. Akan tetapi, kesombongan adalah menentang agama Allah dan merendahkan hamba-hamba Allah .

Demikian yang dijelaskan oleh Rasulullah tatkala beliau ditanya oleh ‘Abdullah bin ‘Umar , “Apakah sombong itu bila seseorang memiliki perhiasan yang dikenakannya?” Beliau menjawab, “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki dua sandal yang bagus dengan tali sandalnya yang bagus?” “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki binatang tunggangan ( kendaraan ) yang dikendarainya?” “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki teman-teman yang biasa duduk bersamanya?” “Tidak.” “Wahai Rasulullah, lalu apakah kesombongan itu?” Kemudian beliau menjawab: “Meremehkan kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 426)

Nurul Qur’ani Fikriyah, http://www.rumah-yatim-indonesia.org

“ AKU MAU MATI SAJA....... ! “

Lulus SMA mau lanjut kuliah gak punya duit, putus asa ? Jangan !
Sudah Sarjana cari kerja gak dapet-dapet, putus asa ? Jangan !
Umur sudah kepala tiga mau nikah, gak datang juga tuh jodoh, putus asa ?

Jangan !
Baru nikah beberapa bulan, tiap hari ribut terus, putus asa ? Jangan !
Rumah megah, mobil mewah, suami jarang pulang, istri sibuk arisan, anak

keluyuran, putus asa ? Jangan !. Pokoknya jangan pernah putus asa apapun

masalah kita, Oke !

Sahabat, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tidak diuji oleh Allah

SWT dengan masalah, dan ujian itu selalu berbanding lurus dengan kualitas

hidup dan Keimanan kita kita. Karena dengan ujian itulah kualitas daya juang

kita, keimanan kita dan kesabaran kita akan terukur dan terbukti.

Namun jika ujian benar-benar menerpa kita, jangan coba-coba lari ke tempat

yang tidak tepat, lalu kepada siapa kita lari ? ke Dukun/Paranormal ?

jangan, ke kuburan atau tempat-tempat yang dikeramatkan ? apalagi disitu

juga jangan !, ke Kyai/Ajengan/Syech/Ustadz ? jangan ! atau cari-cari guru

spiritual, itu juga gak perlu ! lalu lari kemana ?

” Maka larilah kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi

peringatan yang nyata dari Allah untukmu ”.( Adz-Dzariat : 50 ).

Jadi yang pertama kali kita harus lari dulu kepada Allah SWT, setelah itu

Allah akan kasih petunjuk kepada kita atau mengirim kepada kita seseorang

yang dapat membantu menyelesaikan masalah kita, Insya Allah.

” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami

telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? ( Al-Ankabut : 2 )

” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita

gembira kepada orang-orang yang sabar ” ( Al-Baqoroh : 155 )

Oleh karena itu jangan pernah berputus asa karena karena PUTUS ASA itu

identik KEKAFIRAN.

” Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang

kafir". ( Yusuf : 87 )

” Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan

Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang

pedih.” (Al-Ankabut :23 )

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan

hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau.

Apapun yg saya lakukan selalu sial. Saya ingin mati.”

Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu

sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit.

Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap

kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan

bersedia mengikuti petunjukku.”

“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.”

Tolak pria itu
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum

malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan

mati dengan tenang.”

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu

berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia

bahkan menawarkan racun. Tetapi, karen ia memang sudah betul-betul jenuh, ia

menerimanya dengan senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan,

ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati…

terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran

masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa

tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan

manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum

tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku

mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan

kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan

angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.

Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur.

Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk

dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia

ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas,

apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya

pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena itu

adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba,

segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran,

bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup

menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di

beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya,

“Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan

kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua.

Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi

sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana

dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

” Ya Tuhan, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya

Tuhan. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.

Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kepadanya.

Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan

membatalkan kematiannya. Karen ia takut sekali jika ia harus kembali

kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah

terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau

sudah sembuh, APABILA KAU HIDUP DALAM KEKINIAN, APABILA KAU HIDUP DENGAN

KESADARAN BAHWA MAUT DAPAT MENJEMPUTMU KAPAN SAJA, MAKA KAU AKAN MENIKMATI

SETIAP DETIK KEHIDUPANMU.

LEBURKAN EGOMU, KEANGKUHANMU, KESOMBONGANMU. JADILAH LEMBUT, SELEMBUT AIR.

DAN MENGALIRLAH BERSAMA SUNGAI KEHIDUPAN. KAU TIDAK AKAN JENUH, TIDAK AKAN

BOSAN. KAU AKAN MERASA HIDUP. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci

kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke

rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…

“Hiduplah seolah-olah kamu akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kamu hidup

selamanya”.

Buat yang masih suka menunda-nunda, apakah jadinya kalau besok hari

meninggal?
KEMATIAN PASTI AKAN TIBA menjemput setiap kita, Gak usah dicari dan Gak usah

diminta, karena tidak ada satupun ujian hidup di Dunia ini yang melebihi

kemampuan kita.

Mari kita siapkan bekal yang terbaik untuk hidup di ALAM dengan DIMENSI YANG

LEBIH TINGGI dan KEBAHAGIAAN YANG KEKAL dan HAKIKI.

” TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI. Dan sesungguhnya pada hari

kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka

dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. KEHIDUPAN

DUNIA ITU TIDAK LAIN HANYALAH KESENANGAN YANG MENIPU “ (Ali Imron :185)

Bagi Sahabat yang ingin menambah bekal di Alam Penantian ikutilah PROGRAM

INFAQ KASUR ANAK ASUH, info lengkap silahkan klik http://www.rumah-yatim-

indonesia.org

INDAHNYA HUSNUL KHOTIMAH ( Sukses di Detik Akhir Kehidupan )

Rumah Yatim Indonesia Tiga 16 April jam 11:13 Balas

Sahabat, setiap kita pasti ingin mencapai Kesuksesan dalam bidang atau pekerjaan apapun dengan berbagai program, konsep dan ide yang cemerlang, namun sudahkah kita membuat program sehingga detik-detik akhir hayat kita begitu indah mempesona dan mengagumkan setiap mata yang memandang serta membuat tersenyum gembira semua yang ada di Langit ? sulitkah ? tidak ! sangat-sangat sederhana, Cuma kadang kita gengsi untuk melakukannya karena tergiur dengan Fatamorgana gaya hidup orang modern. Mari coba cermati kisah berikut ini :

Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.

Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.

Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu.

Suatu senja ba’da Isya disebuah mesjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya kemesjid tadi.

Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri
“Kenapa Bu?”

Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pa”.

“Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati.

Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya.Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.

Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.

“Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.

Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang,
kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.

Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….

Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.

Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan
setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam
“Terimakasih ya, Bu ”.

“Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapa, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu.

“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tau semua takkan terbalas sampai kapanpun” kata suaminya tulus.

Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri “Bapa kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pa, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.

Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama.”

Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,

Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi.

Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.

Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tahiyat terakhir.

Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.

“Subhanallah sungguh akhir perjalanan yang indah” gumam para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada.

Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat kemesjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.

Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,

Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.

Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak.

Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut. “Apa yang Bapak lakukan?’ tanya istrinya senang bercampur bingung.

“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir,Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Bapak bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal,
Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”

Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata “Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri.. Kalau ada kesempatan mendampingi Bapa sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."

Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya…..

Sahabat, Kesetiaan kita dalam berkeluarga akan terpupuk seumur hidup ketika dalam keluarga kita terjadi keseimbangan, dan keseimbangan akan terwujud ketika kita saling memberi, saling memberikan cinta, saling memberikan kasih sayang, saling memberikan kebahagiaan, saling memberikan nasehat untuk tetap berdiri kokoh pada sunnatullah dan fitrahnya masing-masing.

Bukan saling menuntut cinta, saling menuntut kasih sayang, saling menuntut kebahagiaan sehingga yang terjadi adalah ketidakpuasan ketika tuntutan itu dibalas tidak sesuai dengan selera yang kemudian berakibat akan melangkahi sunnatullah dan fitrah kita masing-masing.

Ketika kita telah memberikan cinta, kasih sayang dan kebahagiaan tetapi pasangan kita tidak membalasnya, maka jangan pernah berputus asa untuk memberikan semuanya itu karena Allahlah yang akan membalas segala pemberian kita dan MENYEIMBANGKAN KITA DENGAN PASANGAN KITA, maka kebahagiaan dan keharmonisan terwujud sepanjang umur kita.

“Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalehah, jika engkau memandangnya maka engkau kagum kepadanya, dan jika engkau pergi darinya (tidak berada di sisinya) engkau akan merasa aman atas dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia melontarkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi darinya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu.” (HR. Ibnu Hibban dan lainnya dalam As-Silsilah ash-Shahihah hadits 282).

“Dan isteri shalehah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu, adalah sebaik-sebaik (harta) yang disimpan manusia.” (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Shahihul jami’ 4285).

Riny Yunita , http://www.rumah-yatim-indonesia.org